Muslim Jika manusia telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam: 1. Sedekah jariyah yang tahan lama. Ilmu yang bermanfaat. Anak shaleh berakhlak baik yang mendo'akan kedua orang tuanya. Muslim Hadits Web ini merupakan perbaikan daripada aplikasi hadits web sebelumnya yaitu versi 4. Berikut daftar isi hadits web ini Al-Qur'an dan terjemahannya pendahuluan yang berisikan pembahasan awal tentang ilmu hadist ringkasan shahih bukhari kumpulan hadist shahih muslim riyadhus shalihin sejarah singkat beberapa ahli hadist hadist tepilih Artikel-artikel tentang hadist kitab hadist bulughul maram min adillatil ahkam serta ringkasan syarah arba'in An-Nawawi Untuk Mendownload Silahkan Klik Tautan Dibawah DOWNLOAD.
Subscribe to: Post Comments Atom. Akan tetapi secara umum perintah itu mengandung pengertian tidak perlu dilaksanakan berulang-ulang. Kaum muslim sepakat bahwa menurut agama, bahwa haji itu hanya wajib dilakukan satu kali seumur hidup. Kalimat, "Biarkanlah aku dengan apa yang aku diamkan" secara formal menunjukkan bahwa setiap perintah agama tidaklah wajib dilaksanakan berulang-ulang, kalimat ini juga menunjukkan bahwa pada asalnya tidak ada kewajiban melaksanakan ibadah sampai datang keterangan agama.
Hal ini merupakan prinsip yang benar dalam pandangan sebagian besar ahli fiqh. Kalimat, "Kalau aku katakan "ya" tentu menjadi wajib" menjadi alasan bagi pemahaman para salafush sholih bahwa Rasulullah mempunyai wewenang berijtihad dalam masalah hukum dan tidak diisyaratkan keputusan hukum itu harus dengan wahyu.
Kalimat, "apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu" merupakan kalimat yang singkat namun padat dan menjadi salah satu prinsip penting dalam Islam, termasuk dalam prinsip ini adalah masalah-masalah hukum yang tidak terhitung banyaknya, diantaranya adalah sholat, contohnya pada ibadah sholat, bila seseorang tidak mampu melaksanakan sebagian dari rukun atau sebagian dari syaratnya, maka hendaklah ia lakukan apa yang dia mampu.
Begitu pula dalam membayar zakat fitrah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya, bila tidak bisa membayar semuanya, maka hendaklah ia keluarkan semampunya, juga dalam memberantas kemungkaran, jika tidak dapat memberantas semuanya, maka hendaklah ia lakukan semampunya dan masalah-masalah lain yang tidak terbatas banyaknya. Pembahasan semacam ini telah populer didalam kitab-kitab fiqh. Hadits diatas sejalan dengan firman Allah, QS. Ali 'Imraan , "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan taqwa yang sungguh-sungguh" ada yang berpendapat telah terhapus oleh ayat diatas.
Sebagian ulama berkata : Yang benar ayat tersebut tidak terhapus bahkan menjelaskan dan menafsirkan apa yang dimaksud dengan taqwa yang sungguh-sungguh, yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, dan Allah memerintahkan melakukan sesuatu menurut kemampuan, karena Allah berfirman, QS.
Akan tetapi dalam keadaan tidak darurat hal tersebut harus dijauhi karena ada larangan. Seseorang tidak dapat dikatakan menjauhi larangan jika hanya menjauhi larangan tersebut dalam selang waktu tertentu saja, berbeda dengan hal melaksanakan perintah, yang mana sekali saja dilaksanakan sudah terpenuhi. Inilah prinsip yang berlaku dalam memahami perintah secara umum, apakah suatu perintah harus segera dilakukan atau boleh ditunda, atau cukup sekali atau berulang kali, maka hadits ini mengandung berbagai macam pembahasan fiqh.
Kalimat, "Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka" disebutkan setelah kalimat, "biarkanlah aku dengan apa yang aku diamkan kepada kamu" maksudnya ialah kamu jangan banyak bertanya sehingga menimbulkan jawaban yang bermacam-macam, menyerupai peristiwa yang terjadi pada bani Israil, tatkala mereka diperintahkan menyembelih seekor sapi yang seandainya mereka mengikuti perintah itu dan segera menyembelih sapi seadanya, niscaya mereka dikatakan telah menaatinya.
Akan tetapi, karena mereka banyak bertanya dan mempersulit diri sendiri, maka mereka akhirnya dipersulit dan dicela. Dari Ibnu 'Umar "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat.
Barangsiapa telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah ta'ala". Hadits ini amat berharga dan termasuk salah satu prinsip Islam. Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Anas, Rasulullah bersabda : "Sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, menghadap kepada kiblat kita, memakan sembelihan kita dan melaksanakan shalat kita.
Jika mereka melakukan hal itu, maka darah mereka dan harta mereka haram kita sentuh kecuali karena hak. Bagi mereka hak sebagaimana yang diperoleh kaum muslim dam mereka memikul kewajiban sebagaimana yang menjadi kewajiban kaum muslimin". Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah disebutkan sabda beliau : "Sampai mereka bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan beriman kepadaku dan apa yang aku bawa".
Hal ini sesuai dengan kandungan Hadits riwayat dari 'Umar diatas. Tentang maksud hadits ini para ulama mengartikannya berdasarkan sejarah, yaitu tatkala Rasulullah wafat dan Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah untuk menggantikannya, sebagian dari orang Arab menjadi kafir. Abu Bakar bertekad untuk memerangi mereka sekalipun di antara mereka ada yang tidak kafir tetapi menolak membayar zakat. Abu Bakar lalu mengemukakan alasan perbuatannya itu, tetapi 'Umar berkata kepadanya : "Bagaimana engkau akan memerangi manusia sedangkan mereka mengucapakan laa ilaaha illallaah dan Rasulullah bersabda : "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah Abu Bakar lalu menjawab : "Sesungguhnya zakat itu adalah kewajiban yang bersifat kebendaan".
Lalu katanya : "Demi Allah, kalau mereka merintangiku untuk mengambil seutas tali unta yang mereka dahulu serahkan sebagai zakat kepada Rasulullah niscaya aku perangi mereka karena penolakannya itu". Maka kemudian Umar mengikuti jejak Abu Bakar untuk memerangi kaum tersebut. Kalimat "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, dan barangsiapa telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah".
Khatabi dan lain-lain bekata : "Yang dimaksud oleh Hadits ini ialah kaum penyembah berhala dan kaum Musyrik Arab serta orang yang tidak beriman, bukan golongan Ahli kitab dan mereka yang mengakui keesaan Allah".
Untuk terpeliharanya orang-orang semacam itu tidak cukup dengan mengucapkan laa ilaaha illallaah saja, karena sebelumnya mereka sudah mengatakan kalimat tersebut semasa masih sebagai orang kafir dan hal itu sudah menjadi keimanannya. Tersebut juga didalam hadits lain kalimat "dan sesungguhnya aku adalah rasul Allah, mereka melaksanakan shalat, dan mengeluarkan zakat". Syaikh Muhyidin An Nawawi berkata : "Di samping mengucapkan hal semacam ini ia juga harus mengimani semua ajaran yang dibawa Rasulullah seperti tersebut pada riwayat lain dari Abu Hurairah, yaitu kalimat, "sampai mereka bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah, beriman kepadaku dan apasaja yang aku bawa" Kalimat, "Dan perhitungannya terserah kepada Allah" maksudnya ialah tentang hal-hal yang mereka rahasiakan atau mereka sembunyikan, bukan meninggalkan perbuatan-perbuatan lahiriah yang wajib.
Demikian disebutkan oleh khathabi. Khathabi berkata : Orang yang secara lahiriah menyatakan keislamannya, sedang hatinya menyimpan kekafiran, secara formal keislamannya diterima" ini adalah pendapat sebagian besar ulama. Imam Malik berkata : "Tobat orang yang secara lahiriah menyatakan keislaman tetapi menyimpan kekafiran dalam hatinya zindiq tidak diterima" ini juga merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Imam Ahmad.
Kalimat, "aku diperintah memerangi manusia sampai mereka bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah dan mereka beriman kepadaku dan apa yang aku bawa" menjadi alasan yang tegas dari mazhab salaf bahwa manusia apabila meyakini islam dengan sungguh-sungguh tanpa sedikitpun keraguan, maka hal itu sudah cukup bagi dirinya. Dia tidak perlu mempelajari berbagai dalil ahli ilmu kalam dan mengenal Allah dengan dalil-dalil semacam itu.
Hal ini berbeda dengan mereka yang berpendapat bahwa orang tersebut wajib mempelajari dalil-dalil semacam itu dan dijadikannya sebagai syarat masuk Islam. Pendapat ini jelas sekali kesalahannya, sebab yang dimaksud oleh hadits diatas, adanya keyakinan yang sungguh-sungguh dalam diri seseorang. Hal ini sudah dapat terpenuhi tanpa harus mempelajari dalil-dalil semacam itu, sebab Rasulullah mencukupkan dengan mempercayai ajaran apa saja yang beliau bawa tanpa mensyaratkan mengetahui dalil-dalilnya.
Didalam hal ini terdapat beberapa hadits shahih yang jumlah sanadnya mencapai derajat mutawatir dan bernilai pengetahuan yang pasti. Wallahu a'lam. Artikel Islam : Menjinakkan Kesombongan. Posted by Unknown Monday, April 1, Menjinakkan Kesombongan 1.
Allah swt, telah menciptakan segala hal di dunia ini berpasang-pasangan. Panjang-pendek, gemuk-kurus, gembrot-lansing, jauh-dekat, besar-kecil, tingi-rendah.
Begitu pula kaya-miskin, pintar-bodoh, banyak ilmu-miskin ilmu, pejabatteras-rakyat biasa. Semuanya serba berpasangan. Sebab, sesunguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalahorang yang paling taqwa: taat kepada aturan-Nya baik perintah maupunlarangannya. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allahialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.
Imam Muslim] Hadits ini menjelaskan ada dua unsur yang terkandung dalam sebuahkesombongan: menolak kebenaran dan merasa diri lebih tinggi dengan 2. Sebagai renungan, pernah seseorang yang cukup seniorberdiskusi dengan seorang remaja berusia 21 tahun tentang wajibnya penerapanhukum-hukum islam. Setelah diskusi berlansung 1 jam 45 menit, kata akhir puntidak dicapai.
Remaja tadi tetap pada pendiriannya bahwa hukum Islam wajibditerapkan berdasarkan argumentasi, sedangkan sang senior menolaknya. Sudah berani-beraninyamenentang orang tua. Saya sadah kenyang dengan perjuangan. Sikap demikian menunjukkan suatu sikap sombong. Bentuknya, menolak kebenaran yang nampak jelas didepannya. Allahu Akbar. Manusia—bukan hanya satu atau dua orang tapi setiap orang- serba kurang dan lemah. Siapapun orangnya, baik anda maupun orang lain, bila merenungi realitas manusiaini akan menyimpulkan bahwa tidak layak berlaku sombong.
Sebagai misal, tanyalah pada diri kita masing-masing, apakah kita yangmembuat diri kita sendiri? Jawabannya pasti Tidak! Anda, sama dengan saya. Bukansaya yang membuat diri saya,dan diri anda bukan Anda yang membuatnya. Kitatidak punya kemampuan sedikitpun untuk menciptakan diri kita sendiri, apalagimenciptakan orang lain. Kita tidak memiliki kuasa untuk mengadakan diri kita.
Anda,saya dan kita diciptakan oleh Allah swt. Bukan sekedar itu, kita juga tidak akanpernah mampu menghindar dari kematian. Word memudahkan untuk pengeditan bagi guru-gu Berikut adalah kumpulan video animasi anak berformat 3gp low quality yang telah didownload dari youtube dan diupload ulang Pusuk Buhit, gunung yang awalnya bernama Gunung Toba memiliki ketinggian 1.
Buku Panduan Belajar Imla' Gratis. Assalamualikum para santri Bagi antum-antum yang mengajar bhs. Atau Menga Software Administrasi Sekolah. Free Download Software. My Sister merupakan aplikasi terpadu administrasi sekolah.
0コメント